Berita Terhangat Hari ini | Berita Hari Ini Di Indonesia | Berita Aktual Terkini

Bandar Togel

bandar togel online

Rabu, 17 Mei 2017

Berita Terkini - Negara Yang Kurang Peduli Dengan NU

Aksiberita - Perkembangan Islam radikal saat ini, tidak lepas dari kurang pedulinya pemerintah terhadap Nahdlatul Ulama..

NU adalah salah satu pilar bangsa ini, selain Muhammadiyah yang sudah lama selesai dalam mata pelajaran NKRI.
Berita Terkini - Negara Yang Kurang Peduli Dengan NU
Berita Terkini - Negara Yang Kurang Peduli Dengan NU

Banyak pahlawan Islam dari NU yang sudah berdarah darah untuk mempertahankan bangsa ini. Selain itu kyai - kyai NU juga adalah pendiri bangsa ini. Sebut saja KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, KH Zainal Arifin dan masih banyak lagi.

Kenyataan ini tidak membuka mata negara bahwa Islam Negara kita berbasis Islam Tradisional. Diperkirakan ada 40 juta, Ada laporan lain yang mengatakan 80 juta, nahdliyin yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, menandakan jika NU sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarahnya Indonesia.

Goyangnya persatuan di Indonesia saat ini, disebabkan karena Bangsa tidak memberi peran banyak kepada NU untuk membina umat Muslim di Indonesia.

Negara malah membuka pintu masjid2 dilembaga dan BUMN kepada Islam fundamental seperti HTI dan garis keras lainnya.

Negara tidak mensyaratkan guru agama disekolah negeri harus dari NU yang notabene juga memberikan pelajaran cinta kepada negeri dan sesama. NU juga tidak diberikan peran lebih, bahkan cenderung tidak dilindungi, dalam segala aspek pertahanan negeri.

NU hanya dijadikan kuda tunggangan saat Pilkada dan Pilpres saja. Suara NU adalah suara emas karena banyak nahdliiyah yang patuh pada kyainya.

Mereka disambangi dan dirangkul, lalu setelah pilkada selesai mereka di tinggal tanpa diberikan peran lebih untuk menjaga negeri dalam sisi agama.

Meski begitu, NU tetap mencintai bangsa ini yang dijadikan prinsip dalam setiap dada para nahdlyiin bahwa membela negara adalah sebagian daripada Iman. itulah sebab ketika Islam radikal semakin menguat, NU juga yang hadir dengan kemampuan yang terbatas, mereka menghadang laju gerak mereka.

Contoh yang paling baik terjadi baru2 ini, ketika ideologi khilafah HTI semakin berkembang dan menguat di masyarakat, NU juga yang turun ke lapangan melalui gerakan pemuda Ansor dan Bansernya.

Dihampir seluruh wilayah Indonesia, Ansor dan Banser lah yang aktif mendeklarasikan bubarnya HTI dan mendesak Pemerintahan utnuk melaksanakannya.

Pemerintah seharusnya lebih terbuka untuk memberi ruang gerak dan fasilitas termasuk pendanaan kepada NU, untuk bisa masuk ke wilayah keagamaan terutama pengajian, masjid dan sekolah negeri yang berada di otoritas pemerintahan.

Sudah tidak boleh lagi mengabaikan dan meremehkan situasi yang akan berdampak pada pecahnya kesatuan negara kita dengan berkembangnya Islam radikal di Tanah Air.

Biarkan pemerintah membangun infrastruktur ,dan NUyang membangun mental keagamaan kepada umat muslim di Indonesia ini. Kerjasama ini akan menguatkan bangsa sehingga tidak mudah dipecah belah oleh isu agama yang datang untuk menguasai bangsa ini.

Semoga dimasa Jokowi ini, pemerintah menjadi lebih aktif untuk mengajak NU dan Muhammadiyah bicara dan terlibat penuh dalam setiap kegiatan pemerintahan.

Tidak perlu lagi mengundang ulama ulama KW ke Istana dan memberi peran besar yang malah akan menjadikan besar kepala. Ntar jika perang nanti mereka bakal lari duluan.

Itu contoh nya suadah terlihat, gelar nya si Imam Besar tapi hanya masalah seks aja uda hilang, Gmana nanti jiak perang??>...

Percayalah, ngobrol agama dengan orang2 NU itu menyejukan sambil nyantai.

www.dewatogel99.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar